Skip to main content

9+ Kumpulan Puisi Embun Pagi Untuk Referensi

puisi embun pagi


Embun merupakan butiran-butiran air yang biasa kita temukan di pagi hari, terutama ketika musim hujan datang. Embun menjadi salah satu peristiwa yang cukup dinantikan oleh sebagian orang karena munculnya embun membuat suasana kian terasa lebih menenangkan.


Tak heran banyak orang membuat sebuah karya sastra tentang embun, seperti puisi, quotes ataupun pantun.


Nah, untuk itu di bawah ini Brobali.com sudah merangkum kumpulan puisi tentang embun pagi yang bisa kamu jadikan sebagai referensi. Puisi-puisi ini kami kumpulkan dari berbagai sumber dan sudah tercantum penciptanya. Tapi apabila ada puisi yang belum tercantum penciptanya dan kamu tahu siapa pengarangnya, silahkan kontak kami ya.


Langsung saja tanpa berlama-lama, ini dia kumpulan puisi embun pagi yang sangat indah.


Baca Juga:

Kumpulan Puisi Bunga Mawar

Kumpulan Puisi Bunga Matahari



Embun Pagi untuk Kekasih

Kekasih

Terpisah jarak denganmu

membuatku hanya bisa bercanda tawa

dengan embun pagi yang menggelayut lembut

di ujung daun

kala fajar mulai merekah


Rinduku kepadamu serupa embun

pada ujung daun


Setiap pagi, ia terus bersama sang daun


ketika sang mentari dengan angkuhnya

menguapkannya

embun itu tak lagi terlihat oleh mata

Namun sejatinya, embun itu

telah mengubah rindu dalam hatiku

menjadi energi yang menggerakkan seluruh tubuhku

untuk terus kreatif berkarya sepanjang hari

-Unknown-



Bening Embun Pagi

Embun pagi yang terlihat

menempel di ujung daun

sehabis Subuh itu


seolah mengajak manusia

untuk terus berupaya menjernihkan hatinya

dan terus mengabdi kepada-Nya

tanpa pamrih apapun


Embun yang bening

seolah merupakan pesan yang dikirimkan Tuhan

yang mengajarkan kepada kita

untuk mencinta Tuhan sang Pencipta

tanpa menduakan-Nya dengan apapun


Itulah cinta sebening embun


Cinta yang bening

yang memberi kekuatan bagi setiap insan

untuk selalu menomorsatukan Tuhan

dalam setiap tarikan nafasnya

-Unknown-




Embun di Depan Rumahku

Embun di depan rumahku

Setiap hari kulihat

Ketika aku bangun tidur

Bangun pagi untuk ke sekolah.


Embun di depan rumahku

Yang selalu menempel di rumput rumput liar

Di tiap tangkai ilalang hijau dan pohon melati.

Airnya jernih dan bersih.

-Rayhandi-



Embun Pagi di Daun Jagung

Hawa yang dingin tak menyurutkan

para petani desa untuk pergi ke sawah


Selepas menunaikan Salat Subuh

saat sang mentari masih terlelap

dalam buaian malam


Mereka, para petani

telah melangkahkan kaki menuju

sawah


Berjalan di antara rimbun pohon jagung

yang sudah berbuah

embun yang menempel pada daun jagung

terhempas ke tanah kala tergesek

lengan sang petani


Di sawah itulah

ia bersahabat dengan embun pagi

hawa dingin yang tak ia hiraukan


Setelah beranjak siang

embun yang menempel di daun jagung

itu pun pergi meninggalkan sang petani

-Unknown-



Cintaku Bagai Tetesan Embun 

Bagai tetesan embun jernih

Itulah kiasan cintaku

Cintaku ada di setiap doa yang kuucap

Ada di setiap sakit yang kurasa.


Cintaku bagai embun pagi

Jernih tulus tanpa harap

Bahkan ketika kau menutup mata dari cintaku


Aku ingin seperti embun

Yang menyimpan setia tuk kembali setiap pagi

Aku ingin seperti itu, menepati janji pada sang fajar

Membuktikan cinta tulus.

-Rayhandi-



Puisi Embun Pagi..

Kala pagi menyingsing

Matahari nampakkan sinarnya

Kala itulah sang dingin unjuk diri

Meliput indahnya sebuah..


Embun Pagi.

Embun pagi yang mulai jatuh

Jatuh dipelukankuuu..

Lembuttttt

Selembut hatiku yang selalu merindukanmu


Murni..

Semurni cintaku padamu


Tulus..

Setulus kasih yang selalu indah


Bermain dalam kerinduan hati

Merekahhh bak bunga mawar yang putih

Putih dalam kesucian diri


Walau waktu menunjukkan kuasaNya

Namun lembut dan beningnya Embun pagi

Masih kurasakan.

Hmmmm..Embun pagi!

Kurindukanmu.

-Endang Sri Rahayu-




Demi Embun yang Menetes Di Ceruk Subuh

Demi embun yang menetes di setiap nelangsa

Yang mengalir ke pucuk duka

Yang menggenggam nadi hingga jantung bertalu.


Demi embun yang menetes menimpa perih

Mengirim kabar pada burung burung di atas ranting

Tertulis melodi yang membuat mata pedih.


Demi embun yang menetes menyentuh kalbu

Berlari di atas atas kulit pucat pualam

Meninggal jejak yang kuingat hingga sekarang.


Demi embun yang menetes di bawah doa

Kupanjatkan sebaris keinginan pada tuhan pemilik langit

Kucurahkan segudang duka yang tertumpuk di hati.


Adakah dikau disana?

Menjadi payung untuk setiap air hujan yang menetes.


Adakah kau disana?

Menjadi bahu tempatku bersandar.


Adakah kau disana?

Menjadi sosok yang kusebut cinta.


Pada akhirnya hanya doa dan sujud yang menjadi kuatku.

-Rayhandi-




Embun dan Sepasang Bola Matamu

Kala kucoba memandang dari dekat

embun yang ada di daun waru

Ku melihat sang mentari

telah terkurung di dalamnya


Embun itu serupa dengan sepasang bola matamu

yang telah mengurung diriku di dalamnya

Aku tak berdaya terjebak

dalam rasa cinta yang makin dalam

kepadamu kekasihku


Bening bola matamu

juga serupa embun yang mampu

menyegarkan jiwaku dan memberi semangat baru


bening bola matamu

telah membuatku tak ragu menjadikanmu

permaisuriku untuk selama-lamanya


Maka terimalah cincin ini

untuk mengikat hati kita selama-lamanya.

-Unknown-



Setetes Embun

Hari ini, embun pagi meneteskan air jernih

Setetes demi setetes

Tidak terlihat memang.

Karna dia ada dalam diam

Menyibak pagi dengan kedinginan yang aneh

Kabut menutupi rimbun daun


Tetesan embun yang keluar, Tak akan berarti apapun

Karna tak terlihat, maka tak indah

Karna tak terdengar, tak dipuji

Karna diam dia diabaikan


Dia bukan tidak ada, dia hanya sedang sembunyi

Di balik belukar penuh duri

Dia tak ingin keluar, karna percuma katanya

Tak ada yang peduli

Lebih baik sendiri. Dilihat oleh sebagian manusia dia tak peduli

Dia terus bertasbih dengan tetes-tetes air yang jatuh, hingga hilang pagi

Asal Allah mendengar, tak peduli baginya

Asal Allah yang mencintai mudah baginya

Diam tasbihnya


Ya... memang Allah yang lebih tau hati

Karna dia Maha pembolak-balik hati

Yang cintanya lebih besar dari rasa gelisah seluruh makhluk di muka bumi

Dan semesta ikut bertasbih dengan caranya sendiri-sendiri

-Tri Pangesti-


Gimana menurutmu, keren keren kan puisinya? daftar puisi di atas bisa digunakan juga untuk anak sekolah loh, seperti anak SD, SMP ataupun SMA. 


Untuk sementara itu saja dulu ya, kedepannya akan kami update dengan menambah beberapa puisi lain, jadi jangan lupa selalu kunjungi Brobali.com.



Jangan lupa selalu kunjungi Brobali.com untuk mendapatkan informasi menarik lainnya
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar