Skip to main content

16+ Puisi Untuk Ayah Singkat (Bisa Untuk Anak SD & SMP)

puisi untuk ayah


Seringnya kita mendengar peringatan hari ibu. Sebenarnya ada tidak sih peringatan untuk ayah? jawabannya tentu ada dong. Hari ayah nasional diperingati setiap tanggal 12 november setiap tahunnya.


Nah, sebentar lagi kita akan memasuki bulan november nih, dimana hari ayah berada.


Untuk ikut memeriahkan peringatan hari ayah, di bawah ini Brobali.com sudah merangkum beberapa puisi tentang ayah yang sangat menyentuh hati. Puisi-puisi ini dapat kamu jadikan sebagai referensi atau ide untuk menciptakan sebuah karya puisi originalmu.


Kumpulan puisi untuk ayah ini kami rangkum dari berbagai sumber, jadi jika kamu berasa ada salah satu puisi karyamu dan belum tercantum sumbernya silahkan kontak kami ya.


Langsung saja, ini dia puisi-puisi untuk ayah yang inspiratif, menyentuh dan sedih.


Baca Juga:

Kumpulan Quotes Untuk Ibu



Pahlawan Kesuksesanku

Fajar telah menyapa pagi ku.

Kau jadikan harimu, hari untuk pengorbanan.

Pengorbanan mencari rezeki, pengorbanan untuk mencari awal yang baru.

Kau ajarkan aku arti perjuangan, kau ajarkan aku arti kesuksesan.


Ayah mungkin tanpamu aku tidak bisa seperti ini.

Mungkin tanpamu aku tidak bisa berdiri di tengah-tengah impianku.

Impian untuk meraih keberhasilan.

Impian untuk mencapai kemenangan.

-Ardiyani Muninggar-




Penantianku Ayah

Jika Kau

mencobek perasaanku,,,Ayah

Rasa sakit dan menyedihkan

menumpuk hati ini


kau tahu?

bagimana perasaanku kala itu?

kau egois

egois,,,


lama sudah aku

menunggu kasih sayangmu,,,Ayah

tapi kau tak perduli

kau anggap aku ini sampah

sampah,,,

sampah yang sangat mengotori hidupmu


kasih sayangmu

tak sebanding

kasih sayang Ibu kepadaku,,,


aku sangat merindukanmu

rindu akan kemarahanmu

rindu akan bentakanmu

aku,,,,,

rindu ayah


kuingin menjerit

kuingin menangis

tapi kau,,,

kau menahanku

tuk melakukan semua itu


sekarang

aku tak butuh dirimu lagi,,,Ayah

kau yang membuat

hati ini memebencimu


sudah banyak luka

yang kau berikan padaku

mungkin,,,itulah

itulah kasih sayangmu padaku,,,Ayah

tak ada artinya

menangisi kasihmu yang kosong

yang ada hanya penantianku

selamat tinggal,,,Ayah

terima kasih atas

kasihmu yang selama ini

begitu membekas dihatiku

thank you very much,,,

my Father

-Alfiah Dara Lubis-




Lelaki di Sudut Lorong

Lelaki di sudut lorong

Dia adalah lelaki kuat bak baja dan sabar bak laut

Tiada mengeluh ketika susah

Tiada pula berteriak ketika senang.


Lelaki di sudut lorong

Dia adalah lelaki miskin

Miskin harta tapi kaya hati

Miskin ilmu tapi kata iman.


Lelaki di sudut lorong

Dia adalah lelaki mati rasa

Tiada bisa tersenyum tiada bisa menangis

Kehidupan telah mempermainkannya.


Lelaki di sudut lorong

Dia adalah lelaki berhati maaf

Ratusan orang pernah memakinya, memaki harga dirinya

Maaf masih ia suguhkan untuk membalas mereka.


Lelaki di sudut lorong

Dia adalah lelaki yang hidup dengan airmata

Hidup di jalan

Bertemankan hina dan berkasihkan sengsara.


Lelaki di sudut lorong

Kerasnya takdir telah mengubahnya

Hatinya telah tiada tanpa bentuk

Raib di telan rasa sakit.


Lelaki di sudut lorong

Makanannya adalah kekecewaan

Minumannya adalah airmata

Dan pujiannya adalah hinaan.


Lelaki di sudut lorong

Tidur di emperan toko

Kerjaannya adalah mengharap, tidak! mengemis

Mengemis sedikit nurani dari mahkluk yang mengaku manusia.


Lelaki di sudut lorong

Dia adalah ayahku

Masa mudanya telah menjadikannya batu

Kerasnya hidup membuat ia tegar.

-Rayhandi-



Lafaz Cinta Untuk Ayah

Untukmu ayahku.

Kau tanam cinta di hatiku

Bersemi hingga menyatu dalam jiwaku

Tak pernah luput dalam ingatanku

Bintang yang menemani malamku,

Gelap yang menyapa malamku,


Dan mentari yang akan temani hariku,

Karna tulus dan indah cintamu

Aku akan menjadikanmu raja dalam hatiku

Yang akan terus mendekap hati dan jiwaku.


Ayahku.

Cintaku, cinta kami selalu,

Dan selamanya tetap bersamamu.

Selamat jalan ayah ku.


Akan terus kukirim fatihah untuk mu,

Bukti cinta pada mu.

-Qiky Almuktari-


puisi untuk ayah singkat



Ayah dan Burung-burung 

Aku terbayang ayah yang melangkah di pematang sawah kenangan.

Sesekali langkahnya tertegun

ngungun bersama embun.


Kadang ayah bagai orang-orangan dari jerami

di tengah menguning padi.


Kusentakkan tali rindu di antara kami.

Maka tersintaklah ayah bersama riuh burung-burung yang berlepasan

tak kembali lagi.

-Radial Tanjung Banua-



Panutanku

Saat aku kecil

Ayah sangat baik

Kau peluk aku dengan jari-jarimu yang kuat

Kau belai serta kau cintai aku


Ayah

Ketika ibu ada

Kamu bersama ibu mendidikku

Memberi apa saja yang aku meminta

Bekerja, cari uang supaya aku masih tersenyum


Ayah

Tidak ada pahlawan yang lebih baik sesudah Ibu

Kecuali kamu Ayah

Ayah, engkaulah pahlawanku

-Unknown-



Untukmu Ayahku

Di keheningan malam.

Datang secercah harapan.

Untuk menyambut jiwamu datang.


Sebercik harapan agar kau kembali pulang.

Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan.

Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata.

Tapi apalah daya.


Semua harapan hilanglah sirna.

Karena kau telah tiada.

Ayahku tercinta.

-Dina Sekar Ayu-



Ungkapan Hati Seorang Anak

Dari rahim seorang wanita yang tegar aku dilahirkan

Dari seorang pria yang tangguh aku dididik

Engkaulah yang pertama kali aku kenal sejak lahir

Yang telah memberikanku kasih sayang

Memberikan kehangatan ketika aku kedinginan

Memberikan perhatian ketika aku menangis

Dan yang selalu mengganti popokku

Ketika aku pipis dicelana


Engkau juga telah menjadikanku seperti ini

Dari ketika masih ingusan hingga beranjak dewasa

Ketika beranjak dewasa seperti ini aku mulai sadar

Bahwa aku belum bisa membahagiakanmu

Banyak waktu yang telah aku sia-siakan

Banyak kata yang aku lontarkan yang membuatmu kecewa

Dan telah banyak uang yang kau berikan padaku

Seakan-akan untuk membuatku senang


Ayah ibu

Kata maaflah yang bisa aku ucapkan saat ini

Dan sebuah do'alah yang mungkin bisa aku panjatkan

Aku berdo'a semoga engkau tetap diberikan umur panjang

Sampai aku benar-benar bisa membahagiakanmu

Sampai aku benar-benar menjadi seseorang yang kau harapkan

Menjadi anak yang bermanfaat bagi sesama

Dan menjadi anak yang selalu taat kepada-Nya

-Andika Surya-




Saat-Saat Bersama Ayah

Waktu berjalan begitu cepat

Menikam waktu dan kenangan yang kugenggam bersama Ayah

Bermain dengan puisi biru saat aku beku

Hilang kosong di tangan, raib.


Seandainya waktu sedikit tahu

Tahu bahwa hatiku teramat menyayangi Ayah

Aku tidak akan kehilangan seperti ini

Seperti puisi kehilangan baris


Kenangan begitu banyak berputar di otakku

Saat bermain hujan saat memancing

Kenangan itu masih menyatu dengan kenyataan

Kenyataan yang tiada berhenti mempermainkanku

-Unknown-



Yang Berjiwa Tegar 

Bagiku

Engkau penawar sesal di arena luas

Memberi dengan cinta


Hidup untuk kami

Berjuang untuk keluarga

Selalu terpatri dalam hati

Perjuanganmu yang penuh arti

Bangga diri ini dititipkan padamu ayah

Senyummu di hadapan kami

Merubah segala payah


Terimakasih ayah

Akan ku jaga kebanggaanmu padaku

Hingga tiba saat anakmu tumbuh dewasa

Engkau berbesar hati melepasnya

Menjadi bagian dari diri yang lain

-Kurnia Habibah-



Bait Sajak untuk Ayah

Ayah...

Tulusnya nasehatmu tlah membingkai hatiku

Menuju lembah tinggi kedamaian

Dekapanmu telah meredam amarahku

Tak kuasa tangisku berderai

Kala ku ingat kata bijakmu

Kau jaga aku

Dari kotoran raga dan jiwa yang kan nodai aku

Kau rela diterpa deburan buih yang berlalu

Demi aku

Demi anakmu

Seakan tak pernah lelah kau

hapuskan tetes air mataku

Seakan tak pernah bosan

kau redamkan aku dari tangisan

Ku urai hati ini

Untukmu

Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan

Pada Dermaga hidupku

Hanya sebentuk puisi dari ketulusan hati

Untukmu, ayah. Terima kasih.

-Novi Aqila-



Untuk Ayah dan Ibu

Ayah.. Ibu..

Walau sering aku mendurhakaimu

Kau tetap tersenyum


Ayah.. Ibu..

Kau peras keringatmu

Hanya untuk buatku bahagia


Ayah.. Ibu..

Aku berjanji

Aku berdoa

Selalu berusaha semampuku

Bahagiakanmu di masa tuamu

-Novi Aqila-



Ayah

Di setiap tetes keringatmu
Di derai lelah nafasmu
Si penuhi kasih sayang yang luar biasa
Demi aku kau rela di sengat matahari
Hujan pun tak dapat membatasimu
untuk aku anakmu
Di setiap doamu kau haturkan segenap harapan


Ayah...
Kan kujaga setiap nasehatmu
Di setiap nafasku
Di relung hati akan kuhangatkan namamu
Akan kukobarkan semua impianmu
Hanya untuk menikmati senyumu
Di ufuk senjamu
Ayah.
-Ratih Anjelia Ningrum-




Untuk Ayah

Negriku, di depan mata akan segera datang ayahmu

Bak mentari dan paginya yang cerah

Ayah baru akan menyayangimu,

Tanpa mengharapkan pengembalian darimu,

Tanpa merampas uang tabunganmu lagi.


Ayah, kami akan memilihmu esok hari

Ayah, jangan lagi biarkan kami lapar dan mengais disiang hari,

apa lagi meminta....

Ayah, jangan tegakan kami memeluk dingin di emperan jika malam menjelang

Ayah, buatkan dinding-dindang kokoh,

dengan kolong kasur, bukan lagi kolong jembatan

Ayah, didik kami dengan nada yang ramah, bukan lagi bentakan kasar dan tembakan

Ayah, Negri ini rumah kami dan engkau ayah kami

Ayah, hapuskan air mata kemiskinan kami dan peluk kami kedalam dada kepemimpinanmu

Ayah, kami anak negri yang mengharapkanmu

Yang mengenalkan kami pada ketauhidan

Jika kami bisa patuh pada Tuhan,

Maka kami akan tahu menghormati dan menyeganimu

Ayah, sayangi kami dan rumah ini...


Anak negri yang rindu akan kedamaian negri sendiri

-Intan Purnama-



Ayah 

Kerut di wajah tanda usia senja

Tak menghalangi langkah tegarmu

Mandi keringat membanting tulang

Demi kami semua keluargamu

Fajar menyingsing kau melangkah

Di senja hari baru kau kembali

Hanya ada satu tujuan mulia

Memberi sinar bahagia bagi kami


Kau memohon pada Tuhan

Berkah keselamatan untuk Ayah

Memberi rahmat dan kekuatan

Melindungi jalan kehidupannya.

-Yayuk Pratiwi-



Getar Malam Rinduku

Ingin ku gali gundukan itu

Dan mencabut papan nama setiap dukaku

Biarlah nafasku memeluk tentang mu

Puisi-puisi gelap menimang ku


Sajak berairmata merangkulku

Dan merambatkan tiap ratap disekitar gelap

Seolah kau utus jangkrik untuk memejamkan lelah ku

Nyanyi cerita tentang dahaga merindu

Seolah kau titipkan restumu

Lewat dingin malam menyuap


Mantra-mantra penghapus basah tatapku

Tiap dendang lantun macapat mengiring sendu

Seperti suara hati yang tersampaikan padaku

Bahkan suara gitar berbeda saat anganku


Menuju kenangmu

Getar yang memancar melahirkan syair

Bak pujangga berlagu

Ini untukmu, Itu buatmu, Dan do'a sebagai baktiku

Miss you Ayah

-Eko Putra Ngudidaharjo-




Kerinduan

Ayah di mana engkau berada

Di sini aku merindukan mu

Mengiginkan untuk bertemu

Merindukan akan belaian mu


Kasih sayang mu selalu ku rindukan

Engkau selalu hadir dalam mimpi ku

Mimpi yang begitu nyata bagiku

Menginginkan engkau untuk kembali


Aku selalu mengharapkan engkau hadir

Menemani aku setiap hari

Menemani masa pertumbuhan ku


Untuk tumbuh menjadi besar

Tampa engkau di sisiku

Tampa engkau yang menemani Hari-hari ku

-Niki Ayu Anggini-





Jangan lupa selalu kunjungi Brobali.com untuk mendapatkan informasi menarik lainnya
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar